Published on

Pomodoro Technique for Productivity

7 min read
Authors
  • avatar
    Name
    Asfiolitha Wilmarani
    Trakteer
pomodoro technique for productivity

Berhubung project DIY yang selanjutnya masih dalam tahap pengerjaan (dan postnya harus diundur), minggu ini gue akan membahas tentang teknik productivity yang mujarab banget, pomodoro technique.

Pomodoro itu metode yang dikembangkan oleh Francesco Cirillo sejak tahun 1980-an. Sebenernya baru belakangan ini juga gue baru tau kalau teknik yang beken ini ternyata udah ada selama itu. (like, kemana aja gue?) Pada dasarnya teknik ini menghimbau supaya kita bekerja dalam beberapa sesi dengan jangka waktu yang pendek-pendek, dan diikuti istirahat sebentar tiap ganti sesi. Angka yang sering dipake adalah 25 menit kerja diikuti 5 menit break.

Gue mulai nyoba pomodoro ini sejak gue mulai aktif mempelajari study skill. Jadi mungkin sekitar tiga tahunan yang lalu. Sejak tau ternyata gue bisa bikin short break dan bekerja (dalam hal ini belajar) in timed sessions, ternyata gue ngerasa dalam sehari itu gue bisa nyelesaiin lebih banyak hal dari normalnya. Perks pake pomodoro technique ini yaitu adanya break, selain itu gue juga jadi lebih fokus.

Cara kerjanya simpel, bekerja dalam sesi (atau timed sessions). Ini ternyata mujarab buat gue karena gue jadi lebih fokus menyelesaikan setiap task kalau pake timer. Jadi di belakang pikiran gue, selama timer itu belum bunyi, gue simply harus tetep kerja. Nanti saatnya timer bunyi, mau kerjaan gue udah selesai atau belum, gue tau gue boleh istirahat lima menit. Jadi kao gue nggak mau ngadain satu sesi full 25 menit lagi setelah istirahat, gue lebih baik nyelesaiin kerjaan tersebut di sesi 25 menit pertama. Karena pembagian sesi-sesi ini juga, gue jadi lebih cepet nyelesaiin kerjaan overallnya.

Hal lain yang harus dibahas adalah waktu istirahatnya. Seringkali, gue mutusin untuk ngak ngambil istirahat di tengah ngerjain sesuatu karena takut kebablasan. Ujung-ujungnya kerjaan nggak selesai dan tau-tau progress nonton Naruto gue udah maju tujuh episode. Ajaibnya sama pomodoro ini, karena gue udah meyakinkan diri kalau gue cuma punya lima menit untuk istirahat (dan gue bener-bener pasang timer untuk memastikan gue nggak akan bablas), setelah lima menit itu pasti gue balik kerja lagi.

Dalam pomodoro ada dua macam break yang bisa diterapkan, short break dan long break. Short break itu waktu istirahat yang lima menit setelah tiap sesi kerja. Sementara long break itu waktu istirahat 30 menit setiap beberapa timed sessions.

Yang disaranin di banyak tempat adalah empat timed sessions yang diselingi tiga short breaks, dan di akhir sesi keempat, ambil satu long break sebelum lanjut ke sesi berikurnya.

Jadi gimana caranya untuk mulai pake pomodoro?

Sebenernya alat yang paling fundamental itu timer. Gue bisa pake timer handphone maupun timer oven kalo gue mau. Yang penting gue bisa tau kapan saat sesi keja atau waktu istirahat gue berakhir. Tapi jelas, ada cara lain yang lebih seru dari pada pake timer biasa. Untuk pomodoro ini, gue biasanya pake forest app.

forest app
My one-day forest

Forest app ini cara kerjanya simpel, tanam pohon virtual, kerja, dan timernya akan bunyi waktu pohon itu udah tumbuh. Waktu pertumbuhan pohonnya bisa disesuaikan, mulai dari 10 menit sampe 2 jam. Gue biasanya nanam yang 25 menit karena itu yang pas.

Timer yang nyala selama forset dipake juga bisa ngeblock app lain yang mungkin mengalihkan perhatian gue selama kerja. Misalnya LINE, Youtube, atau Instagram. Jadi gue bisa kerja distraction-free.

Selain itu, pohon-pohon yang bisa ditanam juga ada banyak dan imut-imut. Jatohnya jadi semacam collectibles. Favorite gue itu pohon maple sama rose bush.

rose bushmaple treemaple tree fully grown
Rose bush and maple tree

Forest juga ngasih reward berupa coins setiap gue berhasil numbuhin satu pohon. Coin ini bisa dipake untuk beli pohon spesies baru, ahkan untuk nyumbang ke ‘Real Forest’ di mana developer Forest app bekerja sama dengan organisasi pecinta lingkungan untuk menanam pohon di dunia nyata. Jadi selain bikin lebih produktif, Forest app bisa bikin kita berkontribusa ke penghijauan bumi~ Keren, asli.

real forest
Real Forest

Nah, balik ke topik pomodoro, penerapannya sendiri bisa beda-beda tiap orang. Kalau lo inget dari post gue yang sebelumnya, gue punya habit yang isinya ngadain 5 pomodoro sessions sehari. Jadi dalam satu hari gue menargetkan harus kerja/belajar dalam minimal lima sesi pomodoro 25 menit. Tentang apa kerjaannya itu isesuaikan sama task di to-do list yang harus gue selesaikan hari itu, yang penting gue fokus selama lima sesi pomodoro.

Urutan yang menurut gue paling pas untuk nerapin pomodoro technique itu kira-kira begini:

1. Bikin jadi habit

Kalo pake pomodoro hanya sekali-sekali doang, memasing sih tetep bisa ngebantu productivity, tapi nggak akan seefektif kalo dijadiin kebiasaan. Jadi tentuin berapa sesi pomodoro yang pengen dilakukan setiap harinya, bisa banget kok mulai dari angka keicl, satu sesi sehari, misalnya. Setelah it ukalo mau nerusin ke lebih banyak sesi malah lebih bagus.

2. Buat to-do list

Untuk sistem pomodoro, agak sulit kalo to-do list yang dibikin itu untuk setiap sesi. Misalnya gini, sesi 1: belajar bab 4, kerjain PR Mtk, beresin kamar. Karena let’s face it, 25 menit itu bukan waktu yang lama.

Jadi ngakalinnya, gue bikin running tasklist. Gue bikin daftar dari semua hal yang harus gue lakukan hari itu, dan gue kerjain dalam sesi-sesi pomodoro. Berapa banyak task yang gue selesaikan dalam satu sesi nggak begitu penting, asalkan nanti semuainya gue selesaikan juga.

Tip tambahan untuk task yang berupa project gede, misalnya PR MTK yang isinya 50 soal, atau esai Bahasa Indonesia yang harus selesai minggu depan. Itu lebih baik dipecah-pecah, break it down jadi beberapa task. Misalnya kerjain PR matematika nomor 1-10, kalo udah beres task itu, baru nomor 11-20. Untuk esai juga bisa dipecah, misalnya research dan cari bahan referensi, tulis pendahuluan, tulis bab satu, dan seterusnya.

3. Schedule

Satu hal yang gue sadari di tengah-tengah hari sekolah yang sibuk, gue harus ngejadwalin hal-hal yang inign gue kerjakan dengan jelas. Kalau nggak begitu, bisa-bisa gue malah procrastinate dan berakhir nggak ngerjain apa-apa.

Contoh scheduling itu kira-kira gini, misalnya gue punya tugas yang harus selesai lusa, tapi gue udah capek banget malam ini. Gue bisa ngejadwalin unutk ngerjain tugas itu besok pagi (berhubung jam tidur gue yang anh bin ajaib, pagi yang gue maksud di sini bisa aja jam 2 atau jam 3 pagi). Kalo belum selesai, tugasnya bisa gue bawa ke sekolah dan gue lanjutin pas jam istirahat pertama, begitu seterusnya. Jadi waktu bikin to-do list, gue harus punya ide kira-kira kapna gue akan menyelesaikan task yang gue tulis. Itu bisa jadi bayangan ke depannya.

Anyway, it’s been a long post. Gue akan menyambut UTS minggu depan, jadi refresher tentang pomodoro ini berguna buat gue juga. Breaking the fourth wall, gue juga pake pomodoro waktu nulis draft untuk post ini~

Jadi selamat belajar dan selamat menghaadpi UTS untuk my fellow students.

Exam week is coming, may the odds be ever in your favor.

See you on the next one?