Published on

Review Semester Satu

12 min read
Authors
  • avatar
    Name
    Asfiolitha Wilmarani
    Trakteer
review semester satu di fasilkom

What a journey. Tau-tau udah setahun berlalu sejak gue diterima di pacil dan menjalani satu setengah semester perkuliahan (plus setengah lagi kuliah di rumah). I'm gonna write all I can remember tentang kisah gue dari semester satu, tapi karena kebanyakan memorinya sudah ditiban dengan pengalaman-pengalaman semester dua, some details might probably be off.

Bear in mind, sebagian besar momen paling berkesan yang terjadi di semester ini berasal dari kegiatan-kegiatan ospek, dalam hal ini PMB. Gue akan berusaha merangkum semuanya hanya dalam beberapa paragraf, tapi jelas akan ada banyak hal yang terlewatkan.

Maka dari itu, mungkin suatu saat gue akan menceritakan pengalaman gue dengan PMB juga. In short, it was beautiful. Tapi itu cerita untuk lain waktu. Di post ini yang akan gue ceritakan adalah kegiatan almost non-akademis yang ngga melibatkan rangkaian PMB~

PMB

So, I might be lying wkwkwk. Jadi ini secara singkat pembahasan PMB dari POV gue.

Gue sangat bersyukur dengan adanya rangkaian PMB di pacil, terlebih dengan pelaksanannya. Dibandingkan dengan angkatan gue selama tiga tahun di SMA, gue bisa-bisanya ngerasa lebih dekat dengan orang-orang ini, yang baru gue temui beberapa bulan, yang sekarang menjadi keluarga baru gue di pacil.

Banyak kenalan baru yang rasanya langsung jadi teman dekat, dan berhubung lingkungannya lingkungan akademis yang top-notch, gue tau gue berteman dengan orang-orang hebat.

Di masa PMB, everyone is looking for their own place, to be known, where nobody knows anybody. Jadi semuanya bersikap sangat terbuka untuk kenalan. Selesai dari PMB, barulah mulai terbentuk beberapa group close friends yang bergaul dengan orang yang ngga jauh-jauh dari itu, tapi sebelumnya, everyone is on their own. Gue ngga kebayang gimana sulitnya nyari teman baru dan ngajak kenalan teman seangkatan setelah PMB berakhir. Because by the end of it, everyone can greet everyone by their first name when they meet on the streets.

Well, okay. I might be a bit exaggerating. Tapi gue beberapa kali disapa menggunakan nama gue di lingkungan pacil, dan gue SANGAT merasa bersalah kalau gue ngga tau nama orang yang nyapa. Kadang untuk menutupi hal ini gue sapa balik dengan 'Halo' dan bukan nyebut balik nama mereka. :') I'm just bad at memorizing names, I'm sorry.

Comifuro

This was my first chance of bonding dengan teman-teman sepergaulan, if you know what I mean 😉

Meet point kami di stasiun UI, dan berangkat ke Balai Kartini dalam rombongan kecil. Berkat perjalanan panjang naik angkutan umum, kami jadi punya banyak kesempatan untuk ngobrol.

Sampe di Balai Kartini, rombongan gue ketemu lagi dengan orang-orang lain dari kelompok pergaulan yang sama, yang memang berencana datang ke CF (Comifuro) juga, tapi ngga berniat berangkat bareng.

comifuro

gosh it's gonna be so damn hard censoring all the faces =^=

Di CF gue mengejutkan temen-temen yang berangkat dan balik bareng gue. Entah bagaimana gue berhasil dapat beberapa barang gratis dari exhibitor di sana 😄 Stickers, ice cream, apa lagi ya gue ngga ingat. I still cannot fathom why people were so kind to me. Ini terjadi beberapa kali lagi ke depannya. Somehow I got a lot of free stuff from strangers.

free stuff

Di seminar compfest yang diadakan beberapa minggu setelahnya, gue dapet satu totebag penuh berisi notebook dan gantungan kunci Tokopedia dari mas-mas asing yang duduk di row depan gue. Bisa-bisanya.

Jadi beliau baru aja mengajukan pertanyaan (yang dihadiahi dengan goodie bag barusan). Lalu gue sepertinya nanya sesuatu lagi ke beliau karena ada bagian yang belum terlalu gue mengerti (gue ngga ingat gue ngomong apa). Terus dengan baik hati beliau menjelaskan, dan tau-tau nyodorin goodie bag yang baru didapatnya. Katanya, "Nih, buat kamu aja. Saya udah ada di rumah." Seneng dong dapet goodie bag gratis 😄 jadi gue berterima kasih meski masih setengah ngga percaya. Belakangan gue tau kalo mas-mas tersebut pernah kerja di Tokopedia, makanya merchandise nya udah ngga menarik lagi untuk beliau.

Syntax (Gathering Angkatan)

Gathering angkatan ini harusnya udah diadakan sejak masa OBM, tapi untuk suatu alasan yang ngga gue ingat, entah bagaimana jadi diundur sampe saat masa perkuliahan udah dimulai, bahkan udah berjalan sekitar seminggu lebih.

Beberapa temen gue akan meyakinkan kalau gatheringnya berlangsung chaos. Tapi gue ngga merasa gitu. It was a very pleasant night 😄 for reasons I choose not to say here.

It was a nice event where everyone gets together for the first time outside of PMB schedules. Pulangnya karena udah malem banget dan bikun udah ngga keliatan lagi, gue pulang naik mobil bareng beberapa temen yang ngekost di daerah yang sama juga.

Isekai Game Project

This was a very ambitious project that was mainly motivated by maba hype. Jadi ceritanya gue dan temen-temen lagi semangat banget nih ketemu orang-orang dengan interest yang mirip. Karena itu tercetuslah ide untuk bikin game.

Well, harus gue akui, sebagian dari motivasinya gue yang ngomporin sih. Gue bikin jobdesc dan google form untuk oprec segala. Everything seems so promising in the beginning.

Lucunya, sampe sekarang itu game belom kelar2 wkwkwk. Sempet ada seleksi alam internal dalam timnya, beberapa orang mengundurkan diri karena sudah tidak terkena maba hype lagi. Lalu ada beberapa lain yang mengundurkan diri baru-baru ini karena merasa ada banyak project lain yang lebih berharga untuk waktunya. Sempet juga ada pergantian personil karena progressnya ngga signifikan.

The journey was a roller coaster, dan sejujurnya gue rada kecewa endingnya agak anticlimactic. Tapi apa boleh buat, kalo memang ternyata yang masih antusias untuk menyelesaikan project game ini hanya gue doang, pada akhirnya it seems impossible. Jadi gue juga harus mengalah pada mayoritas.

Pemira

Ini kepanitiaan pertama gue di pacil~ 😄

Waktu pertama oprec dibuka, gue sebenarnya masih belum tertarik-tertarik amat sama kepanitiaan. Bahkan memang dari awal ngga berencana daftar karena, ih apasih Pemira, gitu. Ngurusin pemilu BEM gitu?

Sampe oprecnya ditutup, gue ngga daftar juga karena ngga minat. Lalu suatu hari di perpucil, ada temen gue yang nanya gue daftar Pemira atau engga.

And then FOMO hits like a bich. 🙂 Oh, ternyata temen-temen gue daftar ya? Am I missing out on this? gitu.

Tapi kemudian, datanglah sepucuk pesan di line. Ternyata mereka masih melakukan closerec wkwkwk. Berhubung rupanya dalam tim itu ada beberapa yang gue kenal, dan di sisi lain FOMO sangat mengganggu, yaudah akhirnya gue terima tawarannya. Ujug-ujug nama gue ada di pengumuman oprec Pemira.

Lucunya, pas welcoming staff saat semuanya ngumpul, sebagian besar divisi itu asalnya dari kelompok besar yang sama kayak gue. Curiganya ini gara-gara kita saling sebut nama :DD Orang-orang yang muncul di pikiran setelah pertanyaan, "Kira-kira siapa lagi ya temen kamu yang jago ini?" kan belum banyak saat itu, jadi yang kesebut ya itu-itu aja.

Selain itu, setelah ngobrol lebih jauh lagi, ternyata dari hampir sepuluh orang yang jadi staf, yang beneran ikut oprec ngga sampe separo :DD

guling guling part 1
guling guling part 2

Waktu ngerjain dekor, kami sempat heboh banget mau motong setengah lingkaran dari polyboard, mulai dari bikin garisnya sampe debat motongnya pake gunting atau cutter. Bikin guide line nya udah berhasil dilakukan setelah kami pake jangka ala-ala.

Bodohnya waktu itu, nandainnya pake pulpen hitam di atas polyboard warna hitam :')) Jadi saat motong, tanda pulpennya harus dilihat dari dua senti di depan mata baru bisa keliatan. Staff yang lain heboh nyenterin (nyinarin senter handphone ke polyboard hitam biar garisnya keliatan) sementara yang in charge of motong berusaha ngikutin garis. Operation in session. Setelah itu kelar, kita main guling-gulingan.

Sekolah BEM Fasilkom (SBF)

Ini masuk ke bagian yang mulai seru. Dari awal kuliah, gue udah berencana untuk join BEM. Jadi saat tau ada acara yang judulnya 'Magang di BEM', gue semangat banget untuk daftar.

Pilihan gue sepertinya ngga beda jauh sama pilihan gue waktu masuk BEM yang benerannya. Yang pertama PTI (Pengembangan Teknologi Informasi), lalu bismit (Bisnis & Kemitraan), tapi yang ketiganya gue ngga ingat apakah media atau senbud.

Dari tiga pilihan ini, hanya PTI yang ngasih tugas pendaftaran. Sisanya hanya perlu menulis motivation letter dan ngisi google form. Jadilah gue ngerjain tugasnya.

tugas open recruitment sekolah bem fasilkom PTI
Ini page yang dijadiin tugas.

It was simple enough, gue disuruh bikin satu halaman html dengan beberapa fancy css. No javascript. Gue berusaha sebisa mungkin untuk ngga ngeliat source code dan mengarang-ngarang bebas sesuai imajinasi, hanya nyontek dikit untuk mencari tau font dan hex color untuk background nya. Gue tau belakangan dari temen-temen gue bahwa, ternyata banyak yang ngerjain dengan cara copy paste langsung dari source code.

Well, surprise, surprise, gue diterima. Somehow. Mungkin karena mengarang bebas. Belakangan kata anak PTI yang ngajar di SBF nya, mereka milih yang unik-unik. Looks like mengarang bebas worked to my advantage that one time lol.

Di beberapa pertemuan pertama SBF PTI, kami dikenalin lagi sama trinitas webdev, juga beberapa trick basic yang rupanya sampe sekarang masih kepake banget sama gue: flexbox. Pesertanya juga diminta untuk bikin simple web page yang isinya profile pribadi. Saat itu gue kira gue udah rada overdeliver dengan bikin css yang agak nguli. Tapi rupanya anak-anak lain yang jauh lebih OP malah ada yang udah bikin pake javascript dan react segala.

tugas sekolah bem fasilkom pti

Itu ceritanya disuruh nampilin foto diri, tapi berhubung gue ngga punya foto bagus dan ngga pede nampilin foto sendiri, jadi gue pake foto dari Mengenal Angkatan dan dijadiin GIF. :) Muka disensor biar ga malu.

Di sini juga gue pertama kali dikenalkan dengan gitlab, github, netlify, dan deployment. Intinya banyak banget hal baru yang gue pelajari. And this was the first time I made my first git commit. :DD

Pertemuan-pertemuan berikutnya juga ngga kalah seru. Mentor yang ngajar luar biasa OP dan rasanya gue beruntung bisa sempet belajar sedikit dari mereka. Beberapa pertemuan kemudian, kami juga diajarin pake django. I really didn't know what I was doing back then. Entah kenapa semua orang ngga bisa runserver, dan hanya punya gue dan temen gue Lita doang yang bisa. Satu pertemuan dihabiskan untuk debugging sebelum akhirnya kabiro PTI yang hari itu hadir berhasil menemukan masalahnya di mana. By the end of the day, semuanya udah bisa runserver tapi cuma sampe segitu doang kemajuannya.

Moral of the story: debugging is also a part of learning :))

Saat mereka ngajarin react, gue lagi kurang sehat jadi memutuskan untuk langsung balik ke kosan. Setelahnya gue jadi sedikit menyesal karena ngga punya basic apapun untuk react. Karena hal ini juga, gue jadi harus grinding, ngebut belajar react dalam dua hari semalam untuk ngerjain tugas pendaftaran SE Compfest yang ada di semester selanjutnya.

Di akhir SBF harusnya ada tugas akhir, tapi entah kenapa waktu itu ngga pernah disuruh dan ngga pernah ditagih, jadi gue ragu banyak temen gue yang ngerjain. Gue sendiri ngga ngerjain soalnya.

UTS (ke museum tekstil)

UTS pertama berjalan lebih lancar dari yang gue harapkan. Seinget gue waktu hari pertama, seberes ujian gue dan temen-temen langsung main ke Kansas untuk makan siang (pertama kali gue ke sana. Jadi harus ngambil foto langit-langitnya dulu).

kansas

Yang paling seru adalah UTS MPKS Batik. Dari beberapa minggu sebelumnya, gue udah disuruh untuk bikin sketsa di buku gambar untuk motif batik yang mau dibuat. Disuruhnya ngga usah ribet-ribet karena mencanting itu lebih susah dari yang kalian perkirakan (kata dosennya begitu). Jadi gue bikin sketsa simpel gambar mawar (as always).

Pengerjaan UTS nya melibatkan gue harus pergi ke Museum Tekstil. Berhubung ngga tau gimana cara ke sana, gue research dulu pake Trafi (my lifesaver semenjak gue harus ke mana-mana naik angkutan umum sendiri). Naik kereta, lalu gojek ke museumnya. Simple enough.

Sampe sana kami dikasih satu canting, dan kain yang udah ada sketsa pensilnya (setelah gambar di buku gambar, sketsanya disuruh dijiplak di kain). Gue ngambil posisi di kompor paling pojok (hampir ngga ada pilihan karena gue datang rada telat, dan kompor yang masih ada kursi kosongnya ya di sana), lalu mulai mencanting.

It was easier than I thought. Gue rasa dosennya agak melebih-lebihkan saat bilang mencanting lebih sulit dari yang kalian mungkin bayangkan, jadi gue expect yang terburuk. Berhubung sketsa gue simpel banget, gue selesai duluan dibanding mahasiswi-mahasiswi lain yang duduk di kompor yang sama dan datang lebih dulu dari gue.

Lalu karena ngerasa sketsanya kayak ada yang kurang, gue mulai mengarang bebas. Nambahin shading di sana-sini dan bikin beberapa tekstur, ceritanya. Gue ngumpulin kain yang udah dicanting dan milih warna merah (dari pilihan warna merah, biru, dan ungu) untuk bagian pewarnaan nanti. Yang ngerjain bukan gue, melainkan petugas dari museumnya. It came out better than expected.

batik

Hanya saja gue ngga nyangka saat dicelup, orang museumnya bakalan nambahin edging begitu. Punya temen-temen di kelas gue edging nya sekeliling kain, jadi bentuknya bagus banget kayak sapu tangan. Punya gue, gue duga karena designnya penuh sampe pinggir, jadi cuma dapet edging di sudut-sudutnya aja.

Terus gue jadi nyesal bikin sketsanya gede-gede. =^= Padahal lebih bagus kalo edging nya sekeliling.


Since it's too long again, I'm just gonna split this to two parts again ^^; Sorry not sorry. Kalau masih tertarik baca part 2 nya, you can find it here. Thank you for reading this far~

See you on the next one~